Berita Pakar Meminta Aparatur Benahi Ketentuan Knalpot Berisik yang Menggelisahkan dalam Saat Kampanye. Guru Besar Pengetahuan Komunikasi Kampus Kristen Indonesia (UKI) Chontina Siahaan minta aparatur hukum membenahi ketentuan masalah knalpot berisik yang dipandang cukup menggelisahkan dalam warga khususnya dalam saat kampanye Pemilu 2024.
“Kita dapat menyaksikan ada beberapa lokasi yang dipakai oleh beberapa anak milenial membunyikan knalpot brong dan tidak ada yang diamankan atau ditegur. Mungkin ini menjadi sesuatu pertanda untuk aparatur untuk pikirkan bagaimana ketentuan sebenarnya, bagaimana ketentuan di jalan raya, dan bagaimana kita berkendaraan,” kata Chontina dalam dialog public bertema “Knalpot Brong Versus Tentara” di Jakarta, Kamis (4/8/2024) seperti dikutip Di antara.
Menyikapi kasus penindasan sukarelawan Ganjar-Mahfud oleh pelaku TNI di Boyolali, Jawa tengah. Chontina mengatakan memerlukan ketentuan yang tegas berkaitan pemakaian knalpot brong, terutama pada beberapa anak berusia muda.
Dalam ketentuan itu aparatur perlu mengomunikasikan dengan terang siapa faksi yang berkuasa tangani permasalahan, tipe ketentuan yang hendak diterapkan sampai standard knalpot apakah yang wajib diketahui warga.
“Contohnya berapa keras dibolehkan motor itu membunyikan knalpot. Apa itu telah ditata? Jika di luar negeri, orang mengemudikan mobil saja ada batasan kecepatannya, berapakah batasan alkohol yang ia dapat minum saat berkendaraan. Di Indonesia karena ketentuan tidak ada publikasinya, karena itu beberapa anak merasakan dapat berkreatifitas,” katanya.
Berita Pakar Meminta Aparatur Benahi Ketentuan Knalpot Berisik yang Menggelisahkan dalam Saat Kampanye
Menurut dia, ketentuan yang dibikin sekarang ini kurang disosialisasikan jelas hingga dalam saat kampanye politik. Juga terjadi tindak kekerasan pada sukarelawan pasangan nomor urut tiga.
Dan berkaitan dengan tindak kekerasan yang sudah dilakukan TNI AD. Chontina memandang semestinya sebagai penjaga keamanan warga setiap personil memprioritaskan komunikasi dengan tata langkah yang bagus serta lebih berteman.
Saat menyapa sukarelawan yang lewat di muka basis, ucapnya, semestinya anggota menanyakan lebih dulu tujuan dan maksud mereka lewat dengan berisik. Tujuan akhir dan mensosialisasikan ketentuan saat berkendaraan melewati basis.
“Sebagai masyarakat negara yang bagus, sebaiknya TNI berbicara dengan persuasif ke warga, walaupun warga itu dipandang salah. Maknanya, kita sebagai garda paling depan jaga keamanan masyarakat, saya benar-benar menyayangkan saat TNI telah menghentikan mereka (pelaku). Di sini komunikasinya loss,” katanya.
“Saya pun tidak tahu seberapa jauh TNI memberikan persoalan itu pada polisi. Semestinya TNI cukup menyapa, karena itu bukan perlakuan kriminil, itu pelanggaran . Maka yang terdapat semestinya ialah peringatan bukan penindasan,” ucapnya.