Demonstrasi Bantu Palestina di AS, Dengar Sharing Masyarakat yang Kehilangan Keluarga di Gaza. Bagian keluarga masyarakat Palestina yang meninggal dalam gempuran militer Israel di Gaza share narasi duka dengan beberapa ribu demonstran yang bergabung di pusat perkotaan Washington di hari Sabtu, 13 Januari 2024. Mereka menuntut gencatan senjata selekasnya.
Sebagian orang meneriakkan, “Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas” – sebuah jargon yang didefinisikan oleh beberapa kritikus sebagai ajakan untuk menghilangkan Israel.
Adam Abosherieah, salah satunya pembicara, menjelaskan lebih dari 100 bagian keluarga, termasuk ayah, ibu, dan saudara lelakinya yang berumur 83 tahun, meninggal dalam gempuran udara Israel.
“Beberapa puluh mayat bagian keluarga saya tetap terkubur puing-puing,” kata Abosherieah, seorang apoteker dari New Jersey. “Presiden Biden bisa secara gampang hentikan genosida ini… Ia bisa secara gampang mengusung telephone dan menghubungi Israel untuk hentikan kegilaan ini.”
Pembicara yang lain termasuk Randa Muhtaseb, yang menjelaskan ia kehilangan 36 anggota keluarganya di Gaza, dan Alaa Hussein Ali, yang bicara mengenai lebih dari 100 familinya meninggal dalam gempuran Israel.
Eskalasi terkini dalam perselisihan Gaza terjadi sesudah gempuran pada Israel pada 7 Oktober oleh barisan Islam Palestina Hamas, yang menurut Israel tewaskan 1.200 orang.
Gempuran Israel seterusnya pada Gaza yang terkuasai Hamas sudah tewaskan lebih dari 23.000 masyarakat Palestina, sekitaran 1% dari 2,tiga juta warga di situ, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Israel dan AS menentang dakwaan genosida di Gaza. Afrika Selatan dengan cara resmi ajukan dakwaan itu pada Israel di Mahkamah Internasional. Washington dan Israel memiliki pendapat jika gencatan senjata akan memberikan keuntungan Hamas dan mereka menampik ajakan itu.
Demonstrasi Bantu Palestina di AS, Dengar Sharing Masyarakat yang Kehilangan Keluarga di Gaza
Perang ini sudah memacu protes di beberapa daerah AS, termasuk di dekat lapangan terbang dan jembatan di New York City dan Los Angeles, tindakan demonstrasi di luar Gedung Putih, dan demo di Washington dekat Gedung Konferensi AS.
Di hari Sabtu. Demonstran tiba ke Washington dari beragam daerah di negara itu dan mengumandangkan kedukaan mengenai support militer Biden untuk Israel. Kami tidak dapat mentolerir ini, kami tidak dapat biarkan uang kami dipakai untuk membunuh beberapa anak di semua dunia. Uang itu dapat dipakai di sini untuk maksud baik,” kata Suhail Mustafa, seorang demonstran dari Cleveland.
Walaupun telah lama jadi simpatisan setia Israel, Biden sudah mengatakan kedukaannya atas kematian masyarakat sipil bersamaan secara bersambungnya perang.
Biden awalnya memvisualisasikan pengeboman Israel sebagai perlakuan yang “tidak pandang bulu. Dan menjelaskan di hari Senin jika dia sudah bekerja “secara sembunyi-sembunyi” dengan pemerintahan Israel. Untuk menggerakkan pengurangan gempuran dan “keluar Gaza secara krusial.”
Mohammed Kaiseruddin, 79 tahun, yang terbang dari Chicago untuk lakukan protes, menggenggam pertanda tertulis: “Kebebasan untuk Gaza dan Pinggir Barat.”
“Pemerintah Biden betul-betul menyebalkan semuanya orang,” kata Kaiseruddin, yang memvisualisasikan dianya jadi orang yang umumnya pilih Demokrat. “Mereka kelihatannya telah kehilangan rasa kemanusiaan. Saat tersangkut Palestina dan Israel, beberapa nilainya benar-benar kebalik.”
Demonstran yang lain, Judy Johnson, menjelaskan ia memundurkan diri dari Partai Demokrat karena support militer AS untuk Israel. Walaupun ia menambah jika ia akan pilih Partai Demokrat dalam pilpres AS di bulan November. Bila opsinya ialah di antara Biden dan rivalnya dari Partai Republik Bekas Presiden Donald Trump.
“Saya pikir warga tidak menyaksikan alternative selainnya Trump, menjadi mereka akan pilih Biden,” kata Johnson.