Anggota kabinet Israel Akan menentang wajib militer

Anggota kabinet Israel Akan menentang wajib militer

Anggota kabinet Israel Akan menentang wajib militer . Anggota cabinet Israel menjelaskan mereka melawan gagasan wajib militer Ultra-Ortodoks sebagai teror pada pemerintahan konsolidasi

Dua dari 3 anggota cabinet perang Israel menyaratkan penampikan mereka pada saran pemerintahan berkenaan penerimaan beberapa orang ultra-Ortodoks ke militer, hingga mempunyai potensi mengakibatkan robohnya konsolidasi pemerintahan.

Mahkamah Agung Israel sudah memberi waktu ke pemerintahan sampai akhir Maret untuk menerangkan kenapa tidak ada undang-undang berkenaan wajib militer golongan ultra-Ortodoks, yang dikenali dengan bahasa Ibrani sebagai Haredim, dan kenapa pemerintahan terus memodali beberapa sekolah agama Haredi, atau yeshivas, sedangkan melepaskan pemuda Haredi dari dinas militer.

Garis besar gagasan pemerintahan Israel untuk melakukan reformasi pengecualian itu muncul di akhir minggu, tetapi nampaknya pemerintahan akan satu kali lagi berusaha untuk tunda undang-undang itu.

“Saya tidak memberikan dukungan saran yang ada dan tidak memberi dukungan,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant saat dia pergi diperjalanan ke Washington. Menurut affiliate CNN Kanal 11 (Kan News). “Dalam pertemuan-pertemuan yang berjalan. Sayang partai-partai itu menampik untuk berlaku fleksibel, dan perkuat posisi politik mereka.”

Gallant di hari Minggu memperjelas lagi jika ia cuma akan memberikan dukungan undang-undang yang mendapatkan support politik luas – termasuk dari Benny Gantz dari partai Persatuan Nasional, yang, bersama Pertama Menteri Benjamin Netanyahu. Ialah anggota ke-3  Cabinet Perang Israel.

“Posisi saya tetap sama,” kata Gallant.  Dan mekanisme keamanan di bawah pimpinan saya tidak ajukan ini ke undang-undang.”

Anggota kabinet Israel Akan menentang wajib militer

Gantz sendiri – yang dilihat sebagai calon penerus Netanyahu – menjelaskan ia akan tinggalkan pemerintah bila gagasan itu jadi undang-undang.

“Legitimasi undang-undang semacam itu ialah sebuah garis merah yang teratur. Dan di periode perang, hal itu ibarat bendera hitam yang berkibar di atasnya.” Ucapnya.

“Masyarakat tidak bisa terima ini. Knesset tidak bisa pilihnya. Dan beberapa teman saya dan saya tidak bisa jadi anggota pemerintah genting bila undang-undang itu ditetapkan oleh Knesset dan ditempatkan pada buku undang-undang Negara. Israel.”

Gilad Malach, direktur program Ultra-Ortodoks di Israel di Institut Demokrasi Israel. Menjelaskan jika “cukup terang jika partai Gantz ingin memundurkan diri dari konsolidasi – dan ini mungkin jadi argumen untuk mereka.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *