Perubahan iklim dapat memperburuk turbulensi penerbangan. Pengubahan cuaca bisa menjadi memperburuk turbulensi penerbangan
Mayoritas dari kita pernah rasakan turbulensi waktu berpergian: sewaktu pesawat Anda terbang melintasi bentrokan udara yang bergerak dengan kecepatan yang paling tidak sama.
Turbulensi yang kritis bisa membikin penerbang sangat profesional sekalinya berasa risau serta membikin lima menit berasa seperti selama-lamanya. Kebanyakan perihal ini cuman menimbulkan perjalanan yang bergelombang, tapi pada masalah paling buruk bisa menimbulkan kerusakan, cidera serta – dalam masalah penerbangan Singapore Airlines SQ321 di tanggal 21 Mei – kematian.
Dalam kecelakaan yang tak fatal, turbulensi yaitu yang menimbulkan inti cideranya pramugari serta penumpang, menurut Federasi Aviation Administration, serta yaitu satu diantara macam kecelakaan penerbangan yang sangat umum waktu ini, menurut Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS. Perihal ini memberikan kerugian perusahaan penerbangan AS – sebab cidera, pengunduran, serta kerusakan – sampai $500 juta pertahun, menurut Pusat Analisis Atmosfer Nasional.
“Ada nilai buat menghitung berapa kuat turbulensi,” Paul Williams, seseorang profesor pengetahuan atmosfer di Kampus Reading di Inggris. Mengucapkan pada CNN di tahun 2022. “Ada turbulensi mudah, sebagai sedikit penekanan di sabuk pengaman Anda. Namun pelayanan makanan bisa dilanjut serta Anda mungkin bisa berjalan dalam seputar kabin, mungkin dengan sedikit kesukaran.
Perubahan iklim dapat memperburuk turbulensi penerbangan
“Setelah itu berlangsung turbulensi lagi, sabuk pengaman berasa tegang, apa saja yang tak ditangkap bakal lepas. Serta sukar berjalan; pramugari kebanyakan diperintahkan buat ambil tempat duduknya.
Pesawat Singapore Airlines di asas di 5 Desember 2020. (Singapore Press lewat AP Images)
Menyerbu secara cepat serta tak ada arahan visual
Seputar 65.000 pesawat merasakan turbulensi lagi tiap-tiap tahunnya di AS. Serta seputar 5.500 merasakan turbulensi kritis. Akan tetapi, beberapa angka ini mungkin ditakdirkan untuk tetap makin bertambah. Williams yakin kalau pengubahan cuaca mengganti turbulensi. Serta memulai mendalami subyek ini di tahun 2013. “Kami jalankan sejumlah replikasi pc serta mendapati kalau turbulensi kritis dapat berlipat-lipat ganda atau 3 kali lipat pada sejumlah dasawarsa akan datang,” tuturnya.
Hasil itu, yang setelah itu divalidasi lewat penelitian, menyorot macam turbulensi yang dikatakan “turbulensi udara jernih”. Yang tak berkaitan dengan arahan visual apa saja seperti badai atau awan. Tidak sama dengan turbulensi biasa, turbulensi berlangsung secara mendadak serta sukar dicegah.